--Puisi ini ditulis oleh M Aan Mansyur dalam bukunya
Tidak Ada New York Hari Ini—
Photo by Alexis Huertas on Unsplash
Aku tidak pernah betul-betul pulang. Tidak bisa. Ke
semua tempat kuseret tubuh sendiri sebagai petualang tersesat-bahkan di negeri
jauh tempat aku lahir dan seorang perempuan mengajariku tersenyum kepada diri
sendiri.
Tidak pernah ada rumah. Tidak ada. Cuma ada mimpi
buruk yang sekali waktu terburu-buru membangunkan dan meminta aku pergi.
Membelahku. Mengubah ingatan jadi hukuman. Meletakkan jiwaku diantara keinginan
dan keengganan kembali, diantara perkara-perkara yang mungkin dan tidak mungkin
selesai.
Kulihat diriku tertimbun reruntuhan masa remajaku di
kota yang mencintai para pembenci. Kulihat ayah di pekarangan memasukkan
serpihan-serpihan kaca jendela ke saku celana. Ibu tidak ada di dapur dan
dimana-mana. Tetapi, di jalan-jalan, negara melintas sebagai perayaan ringkas
dan huru-hara yang tidak pernah tuntas.
Setiap hari tumbuh retakan baru di tubuhku. Kuterima
seluruh seolah kelak terbit matahari lain dari sana. Ribuan matahari.
0 Komentar